Semeru, Gie, dan 5cm

Ingin menginjak tanah tertinggi di pulau Jawa? Jika ya, maka anda harus mencicipi pasir di puncak gunung Semeru. Gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl ini terletak di, Malang, Jawa Timur. Nama Semeru mungkin tidak asing lagi di telinga anda. Bagaimana tidak, dari puisi, lagu, iklan, acara tv sampai film banyak yang terinspirasi dan memuja-muji  keindahan gunung yang satu ini.

Gunung berapi yang masih aktif ini puncaknya sering disebut Mahameru biasanya di daki lewat Ranu Pani. Dari Malang ke Tumpang bisa lewat angkutan umum, dari Tumpang ke Ranu Pane biasanya menggunakan jip atau truk sayur. Satu kali jalan ongkos jip berkisar 450-550rb, dan bisa ditumpangi sekitar 15 orang, jadi semakin banyak semakin murah. Dan jangan lupa mampir di Gubuklakah untuk mengurus surat ijin, karena Semeru termasuk dalam Kawasan Taman Nasional.

GambarSampai di Ranu Pani, perjalanan (kali ini benar-benar pake kaki) dilanjutkan ke Ranu Kumbolo, dari Ranu Kumbolo ke Kalimati, terus ke Arcopodo lalu jalur berpasir sampai Puncak. Tempat yang biasanya dijadikan tempat camp adalah di Ranu Kumbolo lalu Kalimati, tapi ada juga yang memilih di Arcopodo.  Kalimati atau yang di Arcopodo biasanya di jadikan camp untuk persiapan ke puncak. Pendakian ke puncak biasanya tengah malam (sekitar jam 2 subuh) untuk bisa menikmati sunrise di puncak dan menghindari asap beracun.

Kalau cepat, dari Ranu Pane sebenarnya bisa langsung ke Kalimati atau Arcopodo, tapi biasanya sayang untuk melewatkan Ranu Kumbolo (ranu merupakan bahasa lokal yang artinya danau). Danau yang berada di ketinggian 2.400 mdpl menawarkan panorama yang mempesona, sangat menarik dan menggoda untuk menikmati malam disekitar tempat ini. Dan sebenarnya inilah yang menjadi daya tarik terbesar dari gunung Semeru.

Gambar

Saya berkesempatan merasakan sentuhan gunung yang sering disebut puncak para dewa ini Desember 2010 lalu. Waktu itu ada kegiatan napak tilas pendakian Soe Hok Gie . Pemuda yang populer dengan kaliamat “lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”menghembuskan nafas terakhir di Mahameru sekitar 43 tahun silam, tepatnya 16 Desember 1969, akibat menghirup gas beracun.

Gie yang terkenal lewat pemikiran-pemikirannya yang kritis terhadap kebijakan pemerintah saat itu juga sangat senang naik gunung,  alasannya dicantumkan dalam kalimatnya “kami katakan bahwa kami manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari Hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung. Melihat alam dan rakyat dari dekat secara wajar dan disamping itu menimbulkan daya tahan fisik yang tinggi” (Soe Hok-Gie…sekali lagi).., Sayang dia meninggal dalam usia yang masih sangat muda, 27 tahun.

Gambar

(sumber:fayzerpage.blogspot.com)

Semeru setelah kematian Gie bukannya membuat nyali para pendaki lain ciut, bahkan semakin banyak yang tertarik untuk mencicipi pasir dan tanjakannya. Dari tahun-ketahun, jumlah pendaki ke gunung ini semakin bertambah.

Apalagi akhir-akhir ini, gunung Semeru semakin populer lewat film 5cm yang tayang perdana di bioskop pertengahan Desember 2012. Film yang diangkat dari sebuah novel dengan judul yang sama ini adegannya banyak berlatarkan gunung Semeru, katanya bercerita tentang beberapa orang yang bersahabat melalukan perjalanan impian ke gunung Semeru.

Di akhir tahun 2012, ada ribuan orang mendaki gunung Semeru. Menurut data dari Tempo.co, jumlah pendaki selama tahun baru mencapai 3.000 orang dan sebahagian besarnya pendaki pemula. Film yang belum pernah saya tontong ini ternyata banyak menghipnotis akan keindahan gunung tersebut.Gambar

Namun yang perlu dipikirkan bersama bahwa gunung Semeru adalah kawasan taman nasional. Didaki ribuan orang sekaligus tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian habitat dan ekosistem di dalamnya. Bukankah salah satu fungsi taman nasional untuk menjaga dan melindungi keselamatan alam dari pencemaran dan kerusan?

Selain itu, mendaki gunung di butuhkan persiapan yang matang, mendaki gunung tidaklah semudah yang di bayangkan. Dibutuhkan mental, fisik dan pengetahuan yang memadai. Tidak boleh asal-asalan, karena selain membahayakan diri sendiri, juga berpotensi merusak ekosistem dan lingkungan sekitarnya.

Tinggalkan komentar